Indonesia adalah negara yang terdiri dari beragam suku yang tersebar di berbagai daerah dari Sabang sampai Merauke. Ada ratusan suku di Indonesia dan masing-masing suku mungkin memiliki bahasa daerah yang berbeda. Salah datu suku yang paling dominan adalah suku Jawa. Oleh karena itu bahasa Jawa adalah bahasa daerah yg cukup biasa kita dengar. Bahkan banyak bahasa Indonesia yang diambil dari bahasa Jawa. Artikel ini membahas mengenai penyebutan angka dalam bahasa Jawa.
Bahasa Jawa Ngoko dan Kromo
Dalam bahasa Jawa dikenal dua tingkatan bahasa yaitu bahasa Jawa Ngoko dan bahasa Jawa Kromo. Bahasa Jawa Ngoko digunakan dalam percakapan sehari-hari untuk masyarakat umum. Bahasa Jawa Ngoko dianggap sebagai bahasa Jawa kasar sehingga tidak boleh digunakan saat berbicara dengan orang tua atau orang lebih dihormati, juga tidak boleh digunakan dalam acara resmi. Bahasa Jawa Kromo digunakan di lingkungan bangsawan dan dalam acara resmi (formal). Bahasa Jawa Kromo dianggap sebagai bahasa Jawa halus sehingga digunakan saat berbicara dengan orang orangtua atau orang yang dihormati. Oleh karena itu orang yang menggunakan bahasa Jawa harus menggunakan kedua tingkatan bahasa ini menyesuaikan dengan siapa yang diajak bicara dan apakah situasinya formal atau tidak formal. Berikut ini penyebutan angka 1 – 100 dalam bahasa Jawa Ngoko dan bahasa Jawa Kromo
Penyebutan Angka 1 Sampai 100 dalam Bahasa Jawa Ngoko
Penyebutan angka dasar dalam bahasa Jawa Ngoko adalah sebagai berikut: 1 = Siji, 2 = Loro, 3 = Telu, 4 = Papat, 5 = Lima, 6 = Enem, 7 = Pitu, 8 = Wolu, 9 = Sanga, 10 = Sepuluh. Penyebutan angka dalam bahasa Jawa Ngoko dari 1 sampai 100 selengkapnya adalah sebagai berikut.
Penyebutan Angka 1 Sampai 100 dalam Bahasa Jawa Kromo
Penyebutan angka dasar dalam bahasa Jawa Kromo adalah sebagai berikut: 1 = Setunggal, 2 = Kalih, 3 = Tiga, 4 = Sekawan, 5 = Gangsal, 6 = Enem, 7 = Pitu, 8 = Wolu, 9 = Sanga, 10 = Sedasa. Penyebutan angka dalam bahasa Jawa Kromo dari 1 sampai 100 selengkapnya adalah sebagai berikut.
Perlu diketahui bahwa penulisan kata dalam bahasa Jawa seringkali agak berbeda dengan pengucapan (pelafalannya) misalnya beberapa huruf yang ditulis “a” dilafalkan dengan “o” sehingga dalam hal ini.
- “sanga” dibaca “songo”, sedangkan “sangang” tetap dibaca “sangang”
- “tiga” dibaca “tigo”, sedangkan “tigang” tetap dibaca “tigang”
- “dasa” dibaca “doso”