Layar (screen) digital adalah fitur tipikal teknologi digital modern. Teknologi layar digital pada perangkat informatika seperti ponsel (smartphone), tablet laptop, monitor komputer, dan TV telah berkembang dengan sangat pesat. Hal ini tidak mengherankan karena ketergantungan pengguna pada perangkat digital berlayar tersebut sangatlah tinggi.
Ukuran layar adalah salah satu tolok ukur utama dalam pemilihan perangkat dengan layar digital. Ukuran standar layar digital dinyatakan dengan panjang diagonal layar dalam satuan inch. Dari sini kita mengenal ponsel 6 inch, laptop 14 inch, monitor PC 24 inch, dan lain sebagainya.
Jika anda membandingkan dua produk ponsel dengan ukuran layar 6,5 inch, anda mungkin melihat bahwa salah satu ponsel terlihat lebih luas tampilan gambarnya daripada yang lainnya. Atau saat anda membandingkan dua monitor PC dengan ukuran layar yang 24 inch, terlihat bahwa monitor yang satu memiliki bodi yang lebih besar dari yang lainnya. Hal ini terjadi karena pandangan kita dipengaruhi adanya elemen permukaan di luar layar.
Untuk menggambarkan seberapa besar luasan layar dibandingkan dengan permukaan depan perangkat digunakan suatu ukuran yang disebut screen-to-body (STB) ratio. Apa itu screen-to-body ratio? Apa yang mempengaruhinya? Berikut ini pembahasannya.
Pengertian Screen-to-Body Ratio (STB Ratio)
Screen-to-body ratio (STB ratio) adalah perbandingan antara luas layar (screen) terhadap luas muka perangkat yang memuat layar. Screen-to-body ratio dinyatakan dalam angka persen. Screen-to-body ratio secara harfiah berarti rasio atau perbandingan layar terhadap bodi perangkat. Dalam hal ini bodi perangkat yang dimaksud adalah bidang permukaan yang memuat layar.
Jika sebuah perangkat memiliki angka screen-to-body ratio 72% artinya layar (screen) sebenarnya meliputi 72% dari panel depan perangkat tersebut. Jika sebuah perangkat memiliki screen-to-body 100%, artinya layar meliputi keseluruhan panel depan perangkat tersebut.
Bezel dan Perangkat Bezel-Less
Bezel adalah bagian dari panel depan membingkai sebuah layar (screen). Semakin tebal bezel maka semakin besar pula luasan panel depan. Oleh karena itu bezel mempengaruhi angka screen-to-body ratio suatu perangkat.
Untuk meningkatkan portabilitas perangkat khususnya pada ponsel, tablet, dan laptop, pabrikan berusaha membuat desain dengan bezel setipis mungkin. Selain itu pengguna memiliki kecenderungan lebih menyukai perangkat dengan bezel yang lebih tipis. Dari sini muncul istilah perangkat bezel-less yang secara harfiah berarti perangkat tanpa bezel.
Pada dasarnya tidak mudah untuk membuat desain perangkat dengan layar tanpa bezel di ponsel. Bezel berfungsi sebagi bingkai fisik perangkat dan menyembunyikan komponen selain layar (screen) seperti kamera, mic, speaker, sensor, atau komponen lain di belakangnya. Pabrikan berusaha mengurangi bezel dengan menempatkan kamera depan, mic, speaker, dan sensor-sensor sedekat mungkin dengan tepi ponsel. Kadang komponen-komponen ini dikumpulkan dalam suatu area kecil yang disebut notch atau poni.
Perangkat dengan layar bezel-less juga dikembangkan pada berbagai perangkat yang menggunakan layar seperti tablet, laptop, monitor PC, dan TV. Perlu diketahui bahwa perangkat bezel-less tidak sepenuhnya tanpa bezel. Fitur bezel-less seringkali merupakan klaim dari produsen untuk perangkat dengan bezel yang sangat tipis. Fitur bezel-less lebih memberi nilai tambah pada portabilitas, dan penampilan, bukan pada kemudahan penggunaan.