Suku Jawa adalah salah satu suku yang paling dominan di Indonesia. Di kota manapun anda berada pasti anda akan sering menjumpai komunitas orang Jawa. Padatnya pulau Jawa menunjukkan banyaknya masyarakat suku Jawa. Tapi dominasi sosial suku Jawa lebih karena karakternya yang menonjol.
Orang Jawa memegang tradisi budaya dengan sangat kuat. Meskipun mereka tinggal di luar pulau Jawa. Mereka yang tinggal dalam komunitas di luar Jawa, terkadang memberikan nama kampung atau nama jalan dengan bahasa Jawa.
Orang Jawa seringkali dapat diketahui dari Namanya. Orang Jawa, khususnya generasi sebelum millennium ketiga biasanya memberi nama anak dengan bahasa Jawa. Hal ini turut memperkenalkan kosa kata bahasa Jawa ke seluruh penjuru nusantara.
Dalam komunitasnya, orang Jawa biasa menggunakan bahasa Jawa. Hal ini menyebabkan orang terbiasa mendengar bahasa Jawa. Banyak orang yang memahami beberapa kosa kata bahasa Jawa (khususnya bahasa Jawa Ngoko) hanya dari mendengar percakapan atau jargon-jargon yang digunakan para tokoh dan selebritis.
Tidak terkecuali dengan penyebutan angka atau bilangan dalam bahasa Jawa, banyak orang yang bukan suku Jawa dapat mengartikan angka-angka dalam bahasa Jawa. Namun ada beberapa angka yang seringkali tidak dipahami atau salah dalam penyebutannya. Angka-angka tersebut adalah selikur, selawe, seket, dan sewidak. Jika anda termasuk orang yang belum tahu dan penasaran dengan arti angka-angka tersebut, berikut ini penjelasannya.
Selikur dalam Bahasa Jawa Artinya 21
Orang yang bukan suku Jawa kadang secara salah menyebut angka 21 dalam bahasa Jawa Ngoko sebagai “rongpuluh siji”. Dalam bahasa Jawa, angka 20-an disebut angka likuran. Selikur artinya 21. Angka 20-an lainnya akan mengikuti pola “angka dasar + likur”. Contohnya rolikur = 22, telulikur = 23, patlikur = 24. Dan seterusnya kecuali untuk angka 25.
Selawe dalam Bahasa Jawa Artinya 25
Orang yang bukan suku Jawa kadang menyebut “molikur” untuk angka 25 dalam bahasa Jawa Ngoko, padahal ini salah. Dalam barisan angka likuran, angka 25 tidak mengikuti aturan angka likuran. Jika mengikuti pola diatas seolah-olah angka 25 disebut “molikur”, ini tidak benar. Angka 25 dalam bahasa Jawa dibaca selawe. Penyebutan “selawe” untuk angka 25 tidak hanya ada dalam bahasa Jawa saja. Beberapa bahasa daerah lainnya juga menggunakan penyebutan selawe untuk angka 25.
Seket dalam Bahasa Jawa Artinya 50
Angka 50 juga kadang dibaca secara salah sebagai “limopuluh” oleh orang non-Jawa. Angka 50 dalam bahasa Jawa Ngoko dibaca “seket”. Angka 50-an dibaca mengikuti pola “seket + angka satuan”. Angka 51 dibaca seket siji. Angka 52 dibaca seket loro. Angka 53 dibaca seket telu. Dan seterusnya.
Sewidak dalam Bahasa Jawa Artinya 60
Kadang orang yang bukan suku Jawa juga salah menyebut angka 60 dalam bahasa Jawa sebagai “nempuluh”. Angka 60 dalam bahasa Jawa dibaca “sewidak”. Angka 60-an dibaca mengikuti pola “sewidak + angka satuan”. Angka 61 dibaca sewidak siji. Angka 62 dibaca sewidak loro. Angka 63 dibaca sewidak telu. Dan seterusnya.
Kesimpulan
Secara singkat arti selikur, selawe, seket, dan sewidak dalam bahasa Jawa adalah sebagai berikut.
Demikianlah penjelasan mengenai arti selikur, selawe, seket, dan sewidak dalam bahasa Jawa. Penyebutan angka dalam bahasa Jawa memiliki kemiripan dengan penyebutan angka dalam bahasa Sunda dan penyebutan angka dalam bahas Madura. Hal ini dapat dipahami karena interaksi sosial, kedekatan wilayah dan kedekatan budaya.
Dengan pembahasan ini diharapkan ada menjadi mengerti beberapa kesalahan umum dalam penyebutan angka dalam bahasa Jawa. Hal ini bermanfaat untuk menghilangkan kesalahpahaman saat melakukan perhitungan, pengukuran, atau pencatatan. Bagaimanapun juga angka adalah eksak, anda tidak boleh salah dalam menyebutkan jumlah uang, kuantitas barang, ukuran pakaian, umur, dan lain sebagainya.