Donor darah adalah pengambilan sejumlah darah seseorang pendonor yang sehat secara sukarela untuk disumbangkan agar dapat dimanfaatkan oleh orang yang membutuhkan melalui suatu prosedur medis dan dilakukan oleh petugas medis. Seseorang membutuhkan darah dari pendonor dikarenakan karena beberapa alasan medis seperti operasi bedah, pendarahan parah, kehilangan darah karena luka, dan alasan lainnya. Tentu saja ada persyaratan khusus yang ketat untuk dapat menjadi pendonor darah.
Palang Merah Indonesia (PMI) adalah lembaga resmi yang melaksanakan kegiatan donor darah. PMI melakukan kegiatan pangambilan darah donor, mengelola manajemen penyimpanan dan penyaluran darah kepada yang membutuhkan. PMI melaksanakan fungsi kelembagaan dengan profesional menurut kaidah dan persyaratan medis.
Jika anda belum pernah menjadi pendonor darah, mungkin anda merasa sedikit khawatir. Hal ini wajar karena ketidaktahuan anda. Oleh karena itu, ada baiknya anda mempelajari mengenai persyaratan dan persiapan sebelum melakukan donor darah pertamakali. Salah satu pertanyaan paling umum bagi orang awam adalah “Berapa cc darah yang diambil saat donor?”. Berikut penjelasannya.
Volume Darah yang Diambil Saat Donor
Jumlah darah yang akan disumbangkan bervariasi, tergantung volume kantong dan berat badan (BB) donor. Volume kantong ada yang, 350 ml (350 cc), 450 ml (450 cc), 500 ml (500 cc). Saat ini yang banyak dipakai di Unit Transfusi Darah yang ada di Indonesia adalah volume 350 ml dan 450 ml. Ukuran standar volume darah maksimal yang bisa diambil adalah 10,5 ml/ kg BB. Sebagai contoh berat badan anda 50 kg, volume darah total adalah 50 x 70 ml = 3500 ml. Jika didonorkan 350 ml maka darah yang keluar hanya 10 persen dari total volume darah. (Catatan: 1 ml = 1 cc).
Ketentuan berat badan pendonor adalah sebagai berikut.
- Berat badan pendonor darah 350 ml minimal 45 kg
- Berat badang pendonor darah 450 ml minimal 55 kg
Manfaat Donor Darah Bagi Pendonor
Pendonor mendapatkan pemeriksaan kesehatan secara gratis setiap kali akan mendonorkan darahnya. Selain pemeriksaan fisik langsung oleh petugas medis, anda juga ada pemeriksaan sampel darah. Pemeriksaan sampel darah dilakukan untuk memastikan bahwa darah anda sehat menurut standar transfusi darah.
Donor darah cenderung memberikan efek positif bagi pendonor. Sejumlah penelitian di luar negeri menyebutkan bahwa donor darah dapat mengurangi risiko kejadian penyakit jantung dan stroke serta mencegah penumpukan zat besi dalam tubuh. Kadar besi yang berlebihan dalam tubuh akan mengakibatkan penumpukan besi di sejumlah organ sehingga lama kelamaan akan merusak organ tersebut.
Dari aspek sosial pendonor dapat memberikan bantuan darah sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama. Seringkali kegiatan donor darah menjadi bagian dari kegiatan sosial komunitas. Dari aspek spiritual, donor darah merupakan bagian dari ibadah untuk menolong sesama.
Apa Kerugian Donor Darah?
Kerugian donor darah hampir tidak ada. Donor darah yang dilakukan dengan tata cara yang benar dan aman (sesuai standar prosedur operasional/SPO) justru akan memberikan manfaat tidak hanya bagi pada donor tetapi juga bermanfaat bagi pasien yang menerima darah donor.
Kejadian yang bisa muncul adalah komplikasi pasca donasi. Setelah dilakukan pengambilan darah, donor bisa mengalami pusing, nyeri kepala, mual, muntah, bahkan ada yang pingsan. Kejadian tersebut sebagian besar disebabkan oleh faktor psikologis yang tidak siap. Hal ini sering dialami oleh donor yang baru pertama kali. Kadang mereka mengalami ketakutan seperti takut sakit saat disuntik, takut melihat darah, takut darahnya habis, dll. Dengan seleksi donor yang ketat dan kesiapan mental para calon donor komplikasi pasca donasi dapat dihindari.
Persiapan Sebelum Donor Darah
Sebelum melakukan donor darah, pendonor harus melakukan persiapan fisik yaitu menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Pendonor harus dalam konisi sehat tanpa keluhan, cukup tidur (malam sebelumnya), tidak mengkonsumsi obat, dan lulus uji skrining kesehatan melalui pengisian formulir donor. Khusus untuk bagi donor pemula, perlu persiapan mental untuk menghindari kecemasan, stress, dan ketakutan berlebihan yang mungkin mempengaruhi kondisi fisik dan mental.
Donor Sukarela dan Donor Pengganti
Istilah donor juga merupakan sebutan untuk orang yang menyumbangkan darahnya. Donor dibedakan menjadi 2 yaitu yaitu Donor Sukarela (DS) dan donor pengganti (DP). Donor sukarela (DS) adalah mereka yang dengan sukarela menyumbangkan darahnya secara rutin ke Unit Transfusi Darah. Donor Pengganti (DP) adalah mereka yang menyumbangkan darahnya untuk kepentingan keluarga, kerabat, sahabat, teman, dll karena golongan darah yang dibutuhkan pada saat itu tidak tersedia di Unit Transfusi Darah.
Syarat-Syarat Donor Darah
Berikut ini syarat-syarat bagi donor darah.
- Dalam kondisi sehat
- Usia: Usia minimal 17 tahun. Pendonor pertama kali dengan umur >60 tahun dan pendonor ulang dengan umur >65 tahun dapat menjadi pendonor dengan perhatian khusus berdasarkan pertimbangan medis kondisi kesehatan.
- Berat badan: Donor darah lengkap: >45 kilogram untuk penyumbangan darah 350 ml, >55 kilogram untuk penyumbangan darah 450 ml, Donor apheresis: >55 kilogram.
- Denyut nadi: 50 hingga 100 kali per menit dan teratur
- Tekanan darah: Sistolik: 90 hingga 160 mm Hg. Diastolik: 60 hingga 100 mm Hg. Perbedaan antara angka sistolik dengan diastolik lebih dari 20 mm Hg
- Suhu tubuh: 36,5 – 37,5 OC
- Angka hemoglobin: 12,5 hingga 17 g/dl
- Tidak sedang menderita penyakit jantung, hati, paru-paru, ginjal, kencing manis, dll
- Tidak mengalami perdarahan, kejang, sesak nafas dan alergi
- Kulit lengan donor sehat
- Tidak menerima transfusi darah/komponen darah dalam 6 bulan terakhir
- Tidak menderita penyakit infeksi malaria, hepatitis, sifilis, HIV&AIDS
- Tidak mendapat imunisasi dalam 4 minggu terakhir dan tidak demam
- Tidak digigit binatang yang menderita rabies dalam 1 tahun terakhir
- Bagi wanita: tidak sedang hamil, menyusui dan menstruasi
Skrining Kesehatan Sebelum Melakukan Pengambilan Darah
Unit Transfusi Darah melakukan skrining kesehatan secara ketat kepada setiap donor. Skrining berupa wawancara, pengujian sampel darah, dan pengisian formulir skrining. Saat ini pengisian formulir dipermudah dengan disediakannya formulir online yang bisa anda akses melalui ponsel anda.